PENARIKAN
KESIMPULAN, ARGUMEN DAN HUKUM LOGIKA MATEMATIKA
By Adib Hermawan
Penarikan kesimpulan
Ada tiga macam cara untuk menarik kesimpulan dalam
paragraf induktif, yaitu generalisasi, analogi, dan sebab akibat.
1. Generalisasi
Generalisasi merupakan pola pengembangan sebuah
paragraf yang dibentuk melalui penarikan sebuah gagasan atau simpulan umum
berdasarkan perihal atau kejadian.
Contoh:
Dua anak kecil ditemukan tewas di pinggir Jalan
Jendral Sudirman. Seminggu kemudian, seorang anak wanita hilang ketika pulang
dari sekolah. Sehari kemudian, polisi menemukan bercak-bercak darah di kursi
belakang mobil Anwar. Polisi juga menemukan potret dua orang anak yang tewas di
Jalan Jenderal Sudirman dalam kantung celana Anwar. Dengan demikian, Anwar adalah orang yang dapat dimintai
pertanggungjawaban tentang hilangnya tiga anak itu.
Simpulan generalisasi tersebut ditandai dengan
memberikan pernyataan yang bersifat khusus untuk mendapatkan simpulan yang
bersifat umum. Dapat diketahui bahwa pikiran utama atau kesimpulan paragraf
tersebut ditandai dengan kata dengan demikian. Secara lengkap adalah Dengan
demikian, Anwar adalah orang yang dapat dimintai pertanggungjawaban tentang
hilangnya tiga anak itu.
2. Analogi
Analogi merupakan perbandingan dua
hal yang berbeda, tetapi masih memperlihatkan kesamaan segi atau fungsi dari
kedua hal yang dibandingkan. Dua hal yang dibandingkan tersebut
berbeda, tetapi memiliki banyak persamaan. Berdasarkan banyak kesamaan
tersebut, ditariklah suatu kesimpulan.
Contoh:
Seseorang yang menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung. Sewaktu
mendaki, ada saja rintangan seperti jalan yang licin yang membuat seseorang
jatuh. Ada pula semak belukar yang sukar dilalui. Dapatkah seseorang melaluinya
? Begitu pula bila menuntut ilmu, seseorang akan mengalami rintangan seperti
kesulitan ekonomi, kesulitan memahami pelajaran, dan sebagainya. Apakah Dia
sanggup melaluinya ? Jadi, menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung
yaitu banyak rintangan untuk mencapai puncaknya.
3. Sebab-akibat
Pengembangan sebuah paragraf dapat
pula menggunakan sebab akibat. Sebab dapat bertindak sebagai gagasan
utama, sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya. Akan tetapi,
sebab akibat ini dapat juga terbalik, akibat yang menjadi gagasan
utamanya dan untuk memahami sepenuhnya akibat itu perlu dikemukakan sejumlah sebab
sebagai perinciannya.
Ada beberapa macam pola pengembangan
sebab akibat, yaitu sebab akibat, sebab akibat 1 akibat 2,
atau sebaliknya akibat sebab, akibat 1 akibat 2 sebab.
Argumen adalah rangkaian pernyataan-pernyataan yang mempunyai ungkapan
pernyataan penarikan kesimpulan (inferensi). Argumen terdiri dari pernyataan pernyataan
yang terdiri atas dua kelompok, yaitu kelompok pernyataan sebelum kata
‘jadi’ yang disebut premis (hipotesa) dan pernyataan setelah kata ‘jadi’ yang disebut
konklusi (kesimpulan). Dibawah ini diberikan beberapa contoh argumen.
a. Semua bilangan genap habis dibagi 2. (premis)
10 adalah bilangan genap. (premis)
Jadi, 10 habis dibagi 2. (konklusi)
b. Jika malam hari turun hujan, maka lapangan bola akan basah. (premis)
Ternyata malam hari turun hujan. (premis)
Jadi, lapangan bola basah. (konklusi)
Suatu argument disebut valid jika untuk sembarang pernyataan yang disubtitusikan
kepada hipotesa, jika semua hipotesa tersebut benar, maka kesimpulan juga benar.
Sebaliknya, jika semua hipotesa benar tetapi ada kesimpulan yang salah, maka
argument tersebut dikatakan tidak valid (invalid). Untuk menunjukan apakah suatu
argument valid atau tidak, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menuliskan
argument tersebut.
Logika matematika adalah cabang logika dan matematika yang mengandung kajian matematis logika dan aplikasi kajian ini pada bidang-bidang lain di luar matematika.
Hukum logika
- Hukum komutatif
- p ∧ q ≡ q ∧ p
- p ∨ q ≡ q ∨ p
- Hukum asosiatif
- (p ∧ q) ∧ r ≡ p ∧ (q ∧ r)
- (p ∨ q) ∨ r ≡ p ∨ (q ∨ r)
- Hukum distributif
- p ∧ (q ∨ r) ≡ (p ∧ q) ∨ (p ∧ r)
- p ∨ (q ∧ r) ≡ (p ∨ q) ∧ (p ∨ r)
- Hukum identitas
- p ∧ B ≡ p
- p ∨ S ≡ p
- Hukum ikatan
- p ∧ S ≡ S
- p ∨ B ≡ B
- Hukum negasi
- p ∧ ~p ≡ B
- p ∨ ~p ≡ S
- Hukum negasi ganda
- ~(~p) ≡ p
- Hukum idempotent
- p ∧ p ≡ p
- p ∨ p ≡ p
- Hukum De Morgan
- ~(p ∧ q) ≡ ~p ∨ ~q
- ~(p ∨ q) ≡ ~p ∧ ~q
- Hukum penyerapan
- p ∧ (p ∨ q) ≡ p
- p ∨ (p ∧ q) ≡ p
- Negasi B dan S
- ~B ≡ S
- ~S ≡ B
{ 2 komentar... read them below or add one }
kalau metode positivisme auguste comte masuk yang mana mas ?
saya sendiri kurang paham dengan aturan pengambilan kesimpulan.
mas agus : setau saya, metode Positivisme Comte menolak setiap pengetahuan yang berlandaskan pemikiran bahwa ada realita lain di luar eksistensi materiil. jadi metode ini menekankan pada landasan2 objek yang dijadikan kesimpulan, bukan pada pola pola pengambilan kesimpulan
Posting Komentar
komentar anda saya tunggu